Selasa, 13 April 2010

tugas budaya

suku itu bisa mempertahankan sumber makanan terdekat dari pesaingnya.
Untuk menyiapkan militer dan pemimpin agama dengan pertahanan yang memadai, pemukiman akan membangun dinding pelindung, cukup kuat untuk menahan serangan. Pasukan bertahan dapat ditempatkan pada jendela atau di atas dinding dan memiliki keuntungan strategis atas para penyerang. Dengan demikian, pemukiman menjadi benteng dan pusat kekuatan militer. Dinding terbukti sebagai pertahanan yang sangat efektif untuk ribuan tahun, sampai pengenalan mesiu pada abad keempat belas perang revolusi di Eropa. Bahkan sampai meriam bisa menghancurkan mereka, dinding pertahanan terus dibangun di sekitar kota. Paris, misalnya, dibangun satu set pertahanan baru di sekitar kota pada tahun 1840-an dan tidak sepenuhnya menghancurkan mereka sampai tahun 1932.
Meskipun permukiman tidak lagi memiliki dinding pertahanan, fungsi militer dan politik tetap penting. Struktur terbesar di Washington, DC, rumah di sekitar pentagon departemen pertahanan AS. Demikian pula, para pemimpin militer Soviet di Te Kremlin, daerah berdinding Abad Pertengahan dari Moskow pusat.
Alasan ekonomi. Agama, militer membuat pemimpin politik dan tanggungan mereka yang membutuhkan makanan, yang diberikan melalui kelompok berburu atau mengumpulkan makanan. Selama kelompok itu mengumpulkan makanan terjadi surplus makanan bagi masyarakat di pemukiman, seseorang akhirnya bertanya-tanya, mengapa tidak membawa sedikit tambahan dalam kasus masa-masa sulit, seperti kekeringan atau perang? Dengan demikian diperoleh peraturan ekonomi, yaitu membuat gudang untuk secara permanen menyimpan persediaan makanan tambahan.
Setelah berabad-abad eksperimen dan kecelakaan, kelompok manusia menyadari bahwa beberapa dari vegetasi liar mereka yang dikumpulkan bisa menghasilkan makanan jika sengaja ditempatkan di tanah dan merawat hingga waktu berbuah. Pemukiman kemudian juga menjadi pusat pertanian, yang didokumentasikan dalam Bab 9. Akhirnya, kelompok masyarakat mampu menghasilkan sebagian besar makanan mereka melalui praktek-praktek pertanian yang disengaja dan tidak lagi harus bertahan hidup dengan berburu dan meramu.
Selain makanan, orang membutuhkan alat-alat, pakaian, tempat berteduh, dan objek lain. Karena itu pemukiman menjadi pusat manufaktur. Pria mengumpulkan bahan yang dibutuhkan untuk membuat berbagai benda, termasuk batu untuk alat dan senjata, rumput untuk tempat dan tikar, bulu hewan untuk pakaian, dan kayu untuk tempat berlindung dan panas. Wanita membuat material yang didapat oleh pria untuk membuat banyak benda yang dibutuhkan dalam rumah tangga.
Tidak setiap kelompok memiliki akses ke sumber daya yang sama karena vegetasi dan hewan bervariasi di sepanjang lahan. Karenanya pemukiman menjadi pusat perdagangan. Suatu kelompok membawa benda yang mereka sebut ke dalam pemukiman dan menukarnya untuk benda kelompok lainnya yang dikumpulkan. Pemukiman dijadikan sebagai daerah netral di mana beberapa kelompok dengan aman bisa datang bersama untuk perdagangan barang. Untuk memfasilitasi perdagangan, pejabat di pemukiman diatur persyaratan transaksi, menetapkan harga wajar, menyimpan catatan, dan menciptakan sistem mata uang.
Meskipun alasan untuk penciptaan awal permukiman tidak jelas, perkembangan mereka dapat didokumentasikan. Hubungan permukiman terutama untuk dua jenis alasan ekonomi. Beberapa menjadi pusat untuk manufaktur, pergudangan, dan perdagangan. Pertanian adalah kegiatan ekonomi yang dominan di masyarakat yang sekarang disebut pemukiman pedesaan, sementara manufaktur, pergudangan dan perdagangan merupakan kegiatan ekonomi utama di permukiman perkotaan.
Kelompok permukiman pedesaan.
Kebanyakan permukiman adalah pedesaan daripada perkotaan, karena kebanyakan orang bertahan hidup dengan pertanian bukan oleh manufaktur atau perdagangan. Bahkan dalam masyarakat yang relatif berkembang, di mana kebanyakan orang bekerja di industri manufaktur atau jasa, permukiman pedesaan masih banyak, walaupun persentase total populasi hidupnya adalah kecil. Sejumlah keluarga yang hidup di sana relatif kecil. Sejumlah keluarga dapat tinggal di sebuah permukiman pedesaan berkelompok dan bekerja di ladang sekitarnya. Seperti kerumunan permukiman desa biasanya termasuk lumbung, gudang peralatan, dan struktur pertanian lain, ditambah rumah, struktur agama, sekolah, dan jasa pendukung. Jenis pemukiman umumnya disebut dusun atau village dalam bahasa Inggris.
Setiap orang hidup Dalam sebuah permukiman desa berkerumun dialokasikan bidang-bidang tanah ladang di sekitarnya. Bidang harus dapat diakses oleh petani dan karena itu terbatas pada radius satu atau dua mil dari bangunan. Bidang-bidang luas tanah yang telah dialokasikan dalam berbagai cara. Dalam beberapa kasus, individu petani sendiri atau sewa tanah, dalam kasus lain, tanah dimiliki secara kolektif oleh pemukiman atau oleh penguasa, dan petani tidak mengontrol pilihan tanaman atau penggunaan hasilnya.
Bidang tanah di sekitar pemukiman dapat dialokasikan untuk kegiatan pertanian tertentu baik karena karakteristik tanah atau karena keputusan oleh penduduk permukiman. Akibatnya, petani biasanya sendiri atau memiliki tanggung jawab untuk lahan yang tersebar di beberapa bidang. Bentuk ini mengendalikan beberapa bidang tanah yang terpisah cenderung mendorong tinggal di sekitar permukiman desa untuk meminimalkan waktu perjalanan ke berbagai bidang.
Secara tradisional, ketika penduduk sebuah pemukiman tumbuh menjadi besar untuk kapasitas beberapa ladang, permukiman baru yang didirikan di dekatnya. Hal ini dimungkinkan karena tidak semua lahan dapatdikelola. Pembentukan pemukiman satelit di masa lalu tercermin pada nama tempat kontemporer. Misalnya, paroki offley, di Hertfordshire, Inggris, berisi permukiman pedesaan berikut: offley besar (yang terbesar), offley kecil, offley grange (gudang), offley lintas, offley bawah, tempat offley, offleyhoo (rumah), dan offley lubang (gambar 11-7). Semua berada dalam beberapa mil satu sama lain.
Kerumunan pola permukiman desa. Lokasi rumah, bangunan umum, dan bidang dalam permukiman desa kerumunan disusun sesuai dengan karakteristik budaya dan fisik setempat. Kita dapat mengamati dua jenis pola umum: melingkar dan linier.
Bentuk sirkuler terdiri dari ruang terbuka pusat yang dikelilingi oleh struktur. Ruang tengah digunakan sebagai tanah penggembalaan umum, kandang pelindung, atau tempat untuk bangunan umum, seperti gereja. Ladang mengelilingi pemukiman. Contoh pola permukiman melingkar meliputi permukiman Rundling Jerman selatan (gambar 11-8) dan desa Kraal Afrika.
Untuk memfasilitasi komunikasi, permukiman pedesaan fitur linier bangunan bergerombol sepanjang jalan, sungai, atau tanggul. Bidang memperpanjang belakang bangunan di panjang, strip sempit. Permukiman linier pedesaan dapat ditemukan di bagian utara Amerika diselesaikan oleh Perancis. Perancis yang disebut panjang-banyak, atau seigneurial, pola permukiman, yang umum digunakan di sepanjang Sungai St Lawrence di Quebec dan Sungai Mississippi rendah.
Dalam sistem panjang-banyak Perancis, rumah-rumah didirikan dekat dengan sungai, sarana utama komunikasi. Sebanyak 100 kilometer (60 mil) didirikan tegak lurus terhadap sungai, sehingga setiap pemukim asli memiliki akses ke sungai. Akhirnya, panjang, banyak yang sempit dibagi menjadi sistem berkisar. Karena hukum Perancis mengharuskan setiap anak mewarisi ukuran tanah yang sama, para ahli waris yang mendirikan peternakan terpisah dalam jangkauan masing-masing. Jalan ini dibangun sejajar dengan sungai untuk memberikan akses ke pedalaman peternakan. Dengan cara ini, pemukiman linier baru muncul bergerombol di sepanjang jalan sejajar dengan tepi sungai yang asli.
Permukiman pedesaan tersebar.
Dalam 200 tahun terakhir, pemisahan pemukiman pedesaan telah menjadi lebih umum, khususnya di Anglo-Amerika dan Britania Raya, karena mereka pada umumnya dianggap lebih efisien dalam masyarakat yang relatif berkembang daripada permukiman yang berkerumun. Pola permukiman pedesaan tersebar ditandai oleh petani yang tinggal di tanah pertanian terpencil dibandingkan di desa lain.
Sejumlah negara Eropa mengubah pemandangan pedesaan mereka dari berkerumun menjadi pola yang terpisah untuk meningkatkan produksi pertanian. Contoh yang menonjol dari proses konversi adalah gerakan peternakan di Britania raya antara tahun 1750 dan 1850. Pemerintah Inggris mengubah pemandangan pedesaan dengan menggabungkan bidang tanah perorangan sekitar desa ke salah satu peternakan besar yang dimiliki oleh individu tunggal. Jika perlu, pemerintah memaksa orang untuk menyerahkan kepemilikan mereka.
Manfaat pemagaran adalah efisiensi pertanian lebih besar, karena petani tidak perlu membuang waktu antara bidang yang tidak berkelanjutan. Dengan diperkenalkannya perangkat mekanik, peternakan beroperasi lebih efisien dalam skala yang lebih besar. Karena gerakan pemagaran bertepatan dengan revolusi industri, para penduduk desa yang tidak lagi mampu bertani pindah ke permukiman kota dan menjadi pekerja pabrik dan pelayan.
Sementara gerakan pemagaran pertanian telah memberikan efisiensi yang lebih besar, biaya itu adalah kehancuran kehidupan dunia tradisional pedesaan, para petani mengungsi pindah ke permukiman perkotaan. Beberapa desa menjadi pusat dari, peternakan baru yang besar, tetapi jika lokasi desa-desa tidak penting bagi pertanian baru luas dan kepemilikannya, desa ditinggalkan dan diganti sepenuhnya dengan tanah beserta rumah-rumah pertanian baru di lokasi yang lebih strategis. Sebagai hasilnya, terisolasi, pemisahan tanah beserta rumah-rumah pertanian, dikenal di Inggris abad pertengahan, adalah fitur umum dari pemandangan di Inggris.
Permukiman tersebar menjadi pola pedesaan dominan di koloni-koloni Amerika, meskipun bergerombol permukiman sangat penting di beberapa tempat. Kolonis Eropa pertama mendirikan permukiman di sepanjang pantai timur di tiga wilayah: Inggris Baru, wilayah Atlantik tengah, dan Tenggara. Koloni dari tiga daerah datang dari seluruh Eropa dan untuk berbagai alasan. Seiring dengan alasan. Seiring dengan mereka yang berbeda agama, bahasa, dan pandangan politik, para pendatang membawa pengalaman bertani yang unik. Banyak latar belakang ini menghasilkan pola permukiman desa yang berbeda.
Permukiman pedesaan Inggris Baru. Pemandangan pedesaan di Inggris Baru mencerminkan fakta bahwa itu diselesaikan terutama oleh kelompok-kelompok yang meninggalkan Inggris untuk kebebasan beragama atau alasan-alasan budaya lainnya. Biasanya, selama abad ketujuh belas, kelompok menerima hibah empat sampai sepuluh mil persegi (sepuluh sampai 25 kilometer persegi) tanah dari pemerintah Inggris dan kemudian pergi bersama-sama ke Amerika untuk mendiami lahan. Sebagian besar anggota kelompok berasal dari desa bahasa Inggris yang sama dan berasal dari gereja yang sama. Setelah di koloni itu, kelompok ingin tinggal dekat satu sama lain untuk memperkuat nilai-nilai kebersamaan budaya dan agama mereka.
Kelompok, oleh karena itu, membentuk permukiman berkelompok di dekat pusat daerah bantuan. Pusat desa biasanya terdiri dari ruang terbuka yang dikenal pada umumnya. Dikelompokkan pemukiman rumah dan bangunan umum, seperti gereja dan sekolah, pada umumnya. Selain rumah-rumah mereka, masing-masing dari pemukim di desa itu banyak rumah satu sampai lima hektar, yang berisi gudang, taman, dan lampiran untuk pakan ternak.
Keanekaragaman topografi, tanah dan drainase dalam lanskap Inggris baru yang dipimpin kebutuhan untuk pembagian kompleks kepemilikan tanah itu di antara koloni. Setiap desa memiliki beberapa bidang diskontinu lahan di luar desa untuk dapat digunakan sebagai daerah pertanian berbagai lahan di luar desa untuk dijadikan daerah peternakan dengan berbagai jenis tanah. Selain ladang, kota memiliki padang rumput dan hutan diadakan untuk digunakan secara umum oleh semua penduduk.
Penjajah menyukai permukiman berkelompok untuk pertahanan terhadap serangan Indian. Pola berkerumun juga didorong oleh hubungan erat antara gereja dan kegiatan sehari-hari. Pemimpin pemukiman cukup sering menjabat sebagai Puritan gereja. Tanah itu tidak dijual tapi diberikan setelah pemilik kota penduduk itu yakin bahwa penerima akan bekerja keras. Orang luar tidak bisa mendapatkan tanah di pemukiman tanpa izin dari penduduk kota yang ada. Bila tidak ada tambahan lahan pertanian yang tersedia di sekitar desa, sebuah desa baru didirikan di dekatnya. Seperti dalam permukiman yang lebih tua, desa baru berisikan pusat dikelilingi oleh rumah-rumah dan bangunan umum, banyak rumah, dan ladang luar.
Pada abad kedelapan belas, lebih lagi distribusi tersebar mulai menggantikan permukiman mengelompok di Inggris Baru. Dua faktor yang sangat bertanggung jawab: peningkatan populasi dan pembangunan ekonomi.
Sistem desa paling sesuai untuk hal kecil, populasi seimbang. Populasi meningkat, melalui kelahiran dan imigrasi, desa tidak bisa memberikan pendatang baru dengan kesempatan untuk memiliki tanah desa. Pendatang baru kemudian menyerang sendirian untuk mengklaim tanah pertanian di wilayah perbatasan.
Pada saat yang sama, permintaan untuk praktek pertanian yang lebih efisien menyebabkan redistribusi tanah pertanian. Orang-orang membeli, menjual, dan bertukar tanah agar besar, kepemilikan terus menerus bukannya beberapa tempat terpencil. Sistem lama beberapa lahan yang tidak berkelanjutan memiliki beberapa kelemahan. Untuk mencegah kerugian tanaman yang tidak cocok dalam bentuk bagian berbeda dari ladang yang sama, desa harus membatasi apa yang bisa petani tanam. Petani kehilangan waktu bergerak di antara ladang, dan desa itu untuk membangun jalan lebih untuk menghubungkan banyak ladang kecil.
Keturunan dari para pemukim asli kurang tertarik pada nilai-nilai agama dan budaya yang menyatukan imigran asli, dan mereka memperbolehkan orang untuk membeli tanah yang bukan anggota keagamaan. Budaya obligasi yang telah mendorong para pemukim asli untuk tinggal berdekatan satu sama lain tetapi tidak lagi memiliki hubungan yang kuat.
Bentang lahan Inggris Baru hari ini berisi sisa-sisa pola pemukiman tua pedesaan yang menggerombol. Banyak kota-kota Inggris Baru masih memiliki pusat sarana umum di sekelilingnya dengan gereja, sekolah dan berbagai rumah. Namun, sekarang kota Inggris Baru adalah sedikit lebih dari sebuah rumah yang indah dari sebuah permukiman desa berkerumun, karena penduduk bekerja di pabrik-pabrik, toko, dan kantor, bukan di peternakan.
Permukiman pedesaan Tenggara. Berbeda dengan distribusi Inggris Baru, bentuk khas pemukiman pedesaan di tenggara menjadi pola tersebar dikenal sebagai perkebunan. Perkebunan tersebut sebuah peternakan besar yang memproduksi tanaman seperti tembakau dan kapas untuk dijual di Eropa dan daerah koloni utara.
Keberhasilan fungsi dari perkebunan membutuhkan pekerja yang banyak. Dua sumber utama tenaga kerja yaitu buruh kulit putih, yang secara hukum terikat untuk bekerja di perkebunan untuk jangka waktu tertentu, atau budak hitam paksa yang diangkut dari Afrika dan dijual kepada pemilik perkebunan.
Kecil, pembubaran pertanian lebih penting daripada tanaman perkebunan pada saat koloni tenggara pertama kali menetap di abad ketujuh. Perkebunan menjadi lebih menguntungkan pada abad kedelapan belas, setelah sejumlah besar tenaga kerja telah diidentifikasi dan pasar untuk tembakau dan kapas diperluas.
Pemilik perkebunan kaya tinggal di sebuah rumah besar, yang sering bagian depannya terdapat kolam. Sekitar rumah itu terdapat bangunan untuk melayani kebutuhan pemilik, termasuk cuci, dapur, susu dan roti. bangunan lainnya di perkebunan termasuk pabrik tepung, toko tukang kayu, kandang, rumah pelatih, dan tempat tinggal untuk budak.
Permukiman pedesaan Atlantik Tengah. Koloni Atlantik tengah diselesaikan oleh kelompok heterogen bukan hanya orang Inggris yang Baru atau tenggara. Awal pemukim datang dari Jerman, Belanda, Skotlandia, dan Swedia serta dari Inggris.
Kebanyakan koloni Atlantik Tengah datang sebagai individu bukan sebagai anggota sebuah kelompok keagamaan atau budaya. Mereka membeli bidang tanah dari spekulan atau langsung dari individu, seperti William Penn, Lord Baltimore dan Sir George Carteret, yang telah diberi hibah tanah yang luas oleh pemerintah Inggris.
Penduduk koloni Atlantic tengah adalah sumber utama perintis daerah Barat Amerika. Individu melintasi Pegunungan Appalachian dan mendirikan peternakan yang tersebar di wilayah perbatasan. Tanah itu banyak dan murah, dan orang-orang membeli sebanyak yang bisa mereka kelola. Sebagai orang yang baru bertani menyukai lahan yang luas, pola permukiman di barat tengah Amerika menjadi lebih terpencar.
Meskipun sebagian besar penduduk dunia masih berada di daerah pedesaan, yang hidup di permukiman perkotaan persentase ini berkembang sangat pesat pada tingkat pertumbuhan saat ini, akan terdapat pada mayoritas di akhir abad ini. Gerakan dari desa ke permukiman kota mencerminkan perubahan dalam cara orang mencari nafkah, dari pertanian ke manufaktur dan jasa.
KUNCI ISU
Mengapa permukiman tumbuh?
Sebelum zaman modern, hampir semua permukiman seperti pedesaan daripada perkotaan, karena ekonomi didasarkan pada pertanian ladang sekitarnya. Toko dan jasa memenuhi kebutuhan petani yang tinggal di desa. Namun, beberapa pemukiman perkotaan telah ada selama ribuan tahun, terutama sebagai perdagangan, administrasi, atau pusat-pusat militer. Bagian berikut membahas beberapa permukiman perkotaan pramodern.
Pengembangan permukiman perkotaan
Permukiman kota tertua yang terdokumentasi dengan baik adalah Ur, di Mesopotamia (sekarang Irak). Ur, yang berarti api, merupakan pemukiman yang dihuni Abraham sebelum perjalanannya ke Kanaan, sekitar 1900 SM.
Ekspedisi arkeologi menemukan reruntuhan di Ur yang diketahui dari sekitar 3.000 SM. Permukiman kompak-mungkin mencakup satu mil persegi dan dikelilingi oleh dinding. Sebuah jaringan padat sempit, jalan-jalan berliku dan halaman berlari melalui kota. Pusat ini termasuk sebuah kuil, istana kerajaan dan kuburan, itu dikelilingi oleh daerah perumahan, masing-masing juga memiliki sebuah kuil.
Pemukiman juga diketahui dari awal sejarah didokumentasikan Mesir, lembah Indus dan Cina. Pemukiman mungkin telah dikembangkan secara independen di setiap area, atau mereka mungkin berasal dari Mesopotamia. Dari empat pusat tersebut, konsep permukiman perkotaan berkembang ke seluruh dunia.
Permukiman perkotaan di Eropa. Pemukiman pertama kali didirikan di kawasan Mediteran timur sekitar 2500 SM pemukiman tertua di daerah ini termasuk Knossos di Pulau Kreta, troy di Asia kecil, dan Mycenae di Yunani. Pemukiman ini berfungsi sebagai pusat perdagangan bagi penduduk ribuan pulau laut Aegean dan Laut Tengah bagian timur. Mereka diorganisir menjadi kota masyarakat negara-independen yang mengatur diri sendiri yang mencakup pemukiman dan desa di sekitarnya.
Jumlah permukiman perkotaan tumbuh pesat selama abad kedelapan dan ketujuh SM, ketika ratusan kota-kota baru didirikan di seluruh wilayah Mediterania. Para penduduk salah satu pemukiman akan membangun pemukiman baru di tempat lain di kawasan itu untuk mengisi kekosongan dalam rute perdagangan dan pasar baru yang terbuka untuk barang. Proses difusi permukiman perkotaan dari tanah Mediterania timur ke barat dengan baik didokumentasikan. Sebagai contoh, negara-kota Syracuse didirikan pemukiman baru di Italia dan Sisilia antara 750 dan 700 M dan di Marseille (kemudian dikenal sebagai masilla), Perancis, sekitar 600 M masilla pada gilirannya mendirikan pemukiman di sepanjang pantai span sepanjang hari selama abad keenam SM.
Athena, kota-negara terbesar di Yunani kuno, mungkin kota pertama dalam sejarah untuk mencapai populasi 100.000. kontribusi besar Athena kuno dibuat untuk pengembangan budaya, filsafat, dan elemen lain peradaban barat menunjukkan bahwa pemukiman perkotaan secara tradisional dibedakan dari pedesaan yang tidak hanya

Jumat, 09 April 2010

Seks Tanpa Ikatan Makin Menjadi Tren

NEW YORK, KOMPAS.com — Cinta dan hubungan serius tampaknya bukan lagi ramuan awal yang dibutuhkan sebelum seseorang terlibat lebih dalam dengan orang lain. Sebuah survei menunjukkan, hubungan seksual tanpa embel-embel romansa dan cinta atau casual sex kini semakin populer saja, setidaknya di Amerika Serikat.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Iowa College of Liberal Arts and Sciences, mereka yang terlibat hubungan seks tanpa ikatan di negeri Paman Sam cenderung sering berganti-ganti pasangan. Kabar ini tentu memprihatinkan karena perilaku ini dapat memicu penyebaran penyakit menular seksual.

"Amerika Serikat telah menunjukkan perubahan yang besar menuju hubungan seks tanpa cinta. Masyarakat bisa terlibat hubungan seks ketika hanya kencan biasa atau tidak berkencan sama sekali," ungkap Anthony Paik, penulis penelitian yang juga seorang sosiolog.

Dalam sebuah survei terhadap 783 orang dewasa usia 18-60 tahun mengenai keterlibatan seksual dengan orang lain di luar hubungan asmara terungkap, 17 persen pria dan 5 persen perempuan mengaku pernah melakukan hubungan seks dengan orang yang bukan pasangannya.

Yang menarik, responden perempuan lebih mudah tertarik pada orang yang sudah dikenalnya. Sebanyak 44 persen perempuan mengatakan, kesetiaan mereka bisa goyah bila mereka terlibat hubungan seks dengan temannya, sementara 43 persen lebih memilih orang asing sebagai pasangan seks tanpa ikatan.

Kendati begitu, mayoritas responden mengatakan berteman dengan pasangan lain yang sudah menikah mampu menumbuhkan rasa setia pada suami atau istri masing-masing. Responden yang tinggal bersama orangtua cenderung tidak berganti-ganti pasangan seksual. Hal ini kemungkinan terjadi karena mereka tak mau mempertaruhkan hubungan dan mempertimbangkan pengaruhnya terhadap keluarga.

Hasil studi dipublikasikan dalam jurnal Perspectives on Sexual and Reproductive Health edisi Maret.

Kamis, 01 April 2010

PETA TENTANG POLA DAN BENTUK-BENTUK MUKA BUMI

Permukaan bumi yang kita tempati ini sangat luas, maka gejala dan kenampakannya pun yang begitu beragam dan unik. Untuk mempermudah kita dalam mempelajari berbagai gejala tersebut, tentu saja diperlukan alat bantu.
Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil seperti kenampakan yang terlihat dari atas. Kenampakan tersebut digambarkan menggunakan simbol-simbol sebagai pengganti kenampakan yang ada di permukaann bumi.

A. BENTUK PERMUKAAN BUMI PADA PETA
Fenomena atau kenampakan di permukaan bumi ini sangat beraneka ragam. Bentuk permukaan bumi tersebut selalu berubah. Apa yang kita saksikan sekarang belum tentu sama sama dengan masa lalu dan masa yang akan datang. Perubahan-perubahan tersebut, di sebabkan oleh tenaga yang ada di dalam bumi. Artinya bahwa bumi yang kita tempati ini tidak diam tapi terus menerus bergerak melakukan aktivitas.
Bentukan-bentukan alam yang di hasilkan dari aktivitas bumi itu sangat bervariasi, ada sungai, pantai, lembah, bukit, gunung, danau, dan rawa. Semua bentukan yang ada di permukaan bumi itu dapat kalian lihat pada sebuah peta.
Peta sangat berguna untuk memvisualkan permukaan bumi yang luas. Pada sebuah peta, kalian akan mengetahui keadaan, gejala, maupun peristiwa yang dapat di lihat dengan menggunakan simbol atau lambang. Namun, karena keterbatasan, semua bentukan yang ada di permukaan bumi ini tidak akan tergambarkan. Pada peta tematik (khusus) informasi yang tergambar mungkin relatif terbatas, berbeda dengan peta topografi (peta umum) yang lebih banyak menampilkan berbagai informasi tentang kenampakan di muka bumi.
Simbol-simbol atau tanda yang mewakili gambaran permukaan bumi di peta itu berbeda-beda. Simbol-simbol tersebut ada yang berupa titik, garis area, bahkan warna.
Apabila kalian melihat sebuah peta berwarna, maka warna-warna dalam peta tersebut menunjukkan kenampakan khusus di permukaan bumi. Warna biru pada peta menggambarkan bentang air seperti samudera, laut, sungai, dan danau. Warna merah pada peta menggambarkan jalan dan ibu kota. Hijau sampai cokelat menggambarkan daratan, warna hijau menggambarkan dataran rendah, warna kuning menggambarkan dataran tinggi, dan warna cokelat menggambarkan pegunungan. Adapun warna hijau pada peta biasanya menggambarkan batas administratif.
Selain fenomena alam, fenomena sosial pun dapatdi gambarkan dalam peta melalui simbol-simbol. Misalnya jalan raya pada peta, jalan raya itu pada umumnya menggunakan simbol garis.
Agar lebih mempermudah dalam mengamati bentukan-bentukan permukaan bumi dalam peta, ada tiga langkah yang harus kalian perhatikan, yaitu sebagai berikut :
1. Deteksi, pengamatan atas adanya suatu objek dan membedakan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya.
2. Identifikasi, upaya memberi ciri terhadap objek yang telah di deteksi dengan menggunakan keterangan seperti letak, bentuk, dan penyebarannya.
3. Interpretasi, tahap pengumpulan keterangan yang berkenaan dengan objek yang sedang diamati.

B. PENAMPANG BENTUK PERMUKAAN BUMI
Bentuk permukaan bumi yang tergambar pada peta seolah-olah terlihat hanya landai atau datar, padahal bentuk permukaan bumi itu sangat bervariasi baik di dart maupun di laut. Di daratan dapat kita jumpai berbagai bentuk permukaan bumi seprti perbukitan, pegunungan, dan lembah, sedangkan di dasr lautan terdapat palung, lubuk laut, dan landas kontinen.
Apabila kalian ingin melihat bentuk permukaan bumi yang menggambarkan perbedaan relief, maka kalian harus melihatnya pada peta topografi.
Ketinggian atau kedalaman suatu wilayah pada peta di gambarkan dengan simbol garis. Untuk menggambarkan ketinggian, biasanya dengan menggunakan garis kontur. Garis kontur merupakan garis-garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki ketinggian yang sama. Melalui garis kontur ini, kalian akan mengetahui curam atau landainya suatu wilayah. Apabila pada peta garis konturnya rapat, maka menunjukkan daerah tersebut memiliki lereng yang curam, sedangkan jika garis kontur pada peta jarang, artinya daerah tersebut memiliki lereng yang landai.
Adapun di dalam pemetaan laut garis-garis yang menghubungkan titik dengan kedalaman yang sama di sebut dengan isobath. Peta kontur yang menggambarkan kedalaman laut disebut peta bathymetri.
Garis kontur yang menggambarkan ketinggian ini dapat di buatkan penampang melintangnya.
Yang perlu di perhatikan adalah sebagai berikut :
1. Puncak gunung di beri tanda +, dan di bawahnya di tulis angka
ketinggian.
2. Garis kontur kelima, kesepeluh dan seterusnya di gambarkan
biasanya garis lebih tebal.
3. Pada daerah lembah garis kontur akan menjorok ke arah dalam
dan pada tonjolan/punggungan nampak garis konturnya
menjorok ke luar.

C. POLA DAN BENTUK OBJEK GEOGRAFI SESUAI
BENTANG ALAM
Pola merupakan kecenderungan persebaran suatu objek di permukaan bumi. Bentuk dan pola persebaran objek geografi tersebut di pengaruhi oleh bentuk bentang alamnya.
Pola persebaran objek-objek geografis, sangat penting untuk mempermudah perencanaan tata ruang suatu wilayah perkotaan maupun pedesaan. Misalnya, kecenderungan pola permukiman penduduk biasanya tersebar di daerah yang banyak memiliki cadangan air, karena air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi manusia.
Bentuk bentang alam ternyata sangat mempengaruhi persebaran objek geografi. Cobalah kalian perhatiakan peta topografi duni. Pada umumnya, tempat-tempat yang di jadikan permukiman adalah daerah yang relatif datar. Hal tersebut di karenakan daearah yang datar memudahkan manusia untuk memperoleh air, mendirikan bangunan, membangun prasarana transportasi, dan mengolah lahan.
Di benua asia selain di daerah pantai penduduk juga memilih bertempat tinggal di sekitar daerah aliran sungai, misalnya DAS Gangga, DAS Irawadi, dan DAS Hoang Ho, sehingga akan di temukan pola pemukiman penduduk yang memanjang mengikuti alur sungai. Di Indonesia, pola seperti itu biasanya terdapat di pedesaan seperti di Provinsi Kalimantan yang mempunyai sungai-sungai besar.
Berbeda dengan pola pemukiman di daerah pengaliran sungai, pola pemukiman di daerah pegunungan biasanya terkonsentrasi di daerah-daerah tertentu,misalnya di lembah-lembah, karena pada umumnya lembah itu memiliki cadangan air yang cukup untukmemenuhi kebutuhan hidup.
Pola persebaran objek geografi juga di pengaruhi oleh ikli. Manusia akan cenderung hidup di daerah yang beriklim sejuk atau nyaman. Manusia tidak akan mau hidup di daerah yang terlampau panas atau yang terlampau dingin, kalaupun ada, jumlahnya sangat sedikit. Daerah yang memiliki iklim tropis dan sedang, sangat ideal untuk di jadikan tempat bermukim. Hal tersebut di sebabkan di daerah itulah berbagai tumbuhan dan hewan dapat hidup dan berkembang, sehingga peluang manusia untuk hidup dan berkembang pun akan lebih besar.
Di dalam merencanakan suatu wilayah, kecenderungan pola objek geografis juga sangat menentukan. Daerah dengan topografi terjal, persediaan air sedikit, dan tanah tidak subur, sehingga tidak akan cocok untuk di jadikan tempat permukiman.
Biasanya, pembangunan suatu wilayah dengan kondisi wilayah yang bergelombang akan mengalami hambatan yang serius, berbeda dengan daerah yang landai, subur dan memiliki banyak cadangan air, sehingga daerah yang landai akan memberi kemudahan bagi pengembangan wilayah.
Jika di lihat berdasarkan bentang alam, bentuk-bentuk objek geografi di permukaan bumi dapat di bedakan menjadi empat bagian, yaitu pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, dan daerah pantai.
1. Pegunungan
Daerah pegunungan merupakan daerah yang terdiri atas bukit-bukit dan rangkaian gunung-gunun. Di permukaan bumi ini, terdapat dua sistem pegunungan lipatan muda, yaitu Sirkum Mediteran dan Sirkum Pasifik
Daerah-daerah yang dibatasi pegunungan, cenderung mempunyai dataran pantai yang sempit, sehingga pegunungan menjadi penghalang masuknya pengaruh angin laut ke pedalaman
2. Dataran Tinggi
Dataran tinggi merupakan wilayah yang bentuknya datar, bergelombang, dan berbukit-bukit. Daerah ini, biasanya memiliki tanah yang subur dan suhu udara sejuk. Oleh karena itu, dataran tinggi ini cocok untuk daerah perkebunan, seperti : perkebunan the, sayur-sayuran dan bunga-bungaan.
3. Dataran Rendah
Dataran rendah merupakan suatu wilayah yang datar atau tidak berbukit-bukit. Biasanya di daerah ini banyak di temukan rawa-rawa yang cukup luas. Namun daerah rawa ini kurang baik jika di manfaatkan untuk pertanian karena kondisi tanahnya yang terlalu asam. Tumbuhan bakau (mangrove) biasanya banyak tumbuh di daerah rawa dan tepi pantai . Tanaman bakau ini sangat berguna untuk menghalangi pantai dari terjangan gelombang dan mencegah tidak terjadinya abrasi.
4. Daerah Pantai
Daerah pantai merupakan suatu wilayah yang secara langsung memperoleh pengaruh dari laut. Di Benua Eropa dan Amerika, daerah pantai banyak dijadikan sebagai tempat permukiman sehingga banyak pola permukiman yang mengikuti garis pantai.



RANGKUMAN
Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi yang di perkecil seperti kenampakan yang terlihat dari atas. Kenampakan-kenampakan tersebut di gambarkan menggunakan simbol-simbol sebagai pengganti kenampakan yang ada di permukaan bumi.
Perubahan-perubahn bentuk permukaan bumi di sebabkan oleh tenaga yang ada di dalam bumi, artinya bahwa bumi yang kita tempati ini tidak diam tapi terus menerus bergerak melakukan aktivitas.
Bentukan-bentukan alam yang di hasilkan dari aktivitas bumi sangat bervariasi, di antaranya ada sungai, pantai, lembah, bukit, gunung, danau, dan rawa. Bentukan-bentukan tersebut dapat di lihat pada sebuah peta.
Sifat-sifat peta :
1. Informatif, yaitu memberikan informasi untuk analisis data penelitian
2. Peta memberikan gambaran lokasi, arah, dan luas
3. Distensi dalam peta tidak dapat di hindari.
Ada tiga langkah untuk mempermudah dalam mengamati bentukan-bentukan permukaan bumi dalam peta, yaitu sebagai berikut :
1. Deteksi
2. Identifikasi
3. Interpretasi
Warna biru pada peta menggambarkan bentang air seperti samudera, laut, sungai, dan danau. Warna merah pada peta menggambarkan jalan dan ibu kota. Hijau sampai cokelat menggambarkan dataran rendah. Warna kuning menggambarkan dataran tinggi, dan warna cokelat menggambarkan pegunungan sedangkan warna hijau pada peta menggambarkan batas administrarif.
Ketinggian atau kedalaman suatu wilayah pada peta di gambarkan dengan simbol garis. Untuk menggambarkan ketinggian , biasanya dengan menggunakan garis kontur.
Melalui garis kontur maka akan mengetahui curam atau landainya suatu wilayah.Apabila pada peta garis konturnya rapat, maka menunjukkan daerah tersebut memiliki lereng yang curam, sedangkan jika garis kontur pada peta jarang, artinya daerah tersebut memiliki lereng yang landai.
Pola merupakan kecenderungan persebaran suatu objek di permukaan bumi. Bentuk dan pola persebaran objek geografi tersebut di pengaruhi oleh bentuk bentang alamnya.
Berdasarkan bentang alamnya, bentuk-bentuk objek geografi di permukaan bumi dapat di bedakan menjadi empat bagian yaitu pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, dan daerah pantai.







GLOSARIUM

Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi yang di perkecil seperti kenampakan yang terlihat dari atas.
Infofmatif adalah memberikan informasi untuk analisis data penelitian.
Deteksi adalah pengamatan atas adanya suatu objek dan membedakan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya.
Identifikasi adalah upaya memberi ciri terhadap objek yang telah di deteksi dengan menggunakan keterangan seperti letak, bentuk, dan penyebarannya.
Interpretasi adalah tahap pengumpukan keterangan yang berkenaan dengan objek yang sedang di amati.
Garis kontur adalah garis-garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki ketinggian yang sama.
Isobath adalah garis-garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman yang sama.
Peta Bathymetri adalah peta kontur yang menggambarkan kedalaman laut.
Bukit adalah kumpulan tanah yang lebih tinggi dari pada tempat sekelilingnya lebih rendah dari pada gunung.
Gunung adalah bukit yang besar dan tinggi (biassanya tingginya lebih dari 600 m)
Rawa adalah tanah yang rendah (biasanya di daerah pantai) dan di genangi air, biasanya banyak terdapat tumbuhan air.
Abrasi adalah pengikisan batuan oleh air, es, atau angin yang mengandung dan mengangkut hancuran bahan.

Minggu, 21 Maret 2010

Hukum menggambar makhluk bernyawa

Banyak hadist dari nabi SAW dalam kitab-kitab shahih yang menunjukkan keharaman gambar setiap makhluk yang bernyawa seperti manusia dan hewan. Ada pula penjelasan bahwa tukang gambar adalah manusia yang paling keras adzabnya di hari akhir.
Hal tersebut dijelaskan dalam Ashahihain dari abu Hurairah ra, berkata Rasullullah SAW, “Allah SWT berfirman”
“Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang menciptakan seperti ciptaanku, maka hendaklah dia menggambar jagung, atau biji, atau biji gandum.” (HR. Muslim)
Dari abu Sa’id Al-Khudy ra berkata, bersabda rosulullah SAW:
“Sesungguhnya orang yang paling keras adzabnya pada hari kiamat adalah para tukang gambar.” (HR. Bukhari Muslim)
Dari hadist di atas, kita dapat mengetahui bahwa Allah SWT sangat tidak menyukai orang yang menggambar makhluk Allah yang bernyawa. Namun, Allah SWT tidak melarang kita untuk menggambar makhluk-mahluk tidak bernyawa. Sedangkan balasan bagi orang yang menggambar makhluk bernyawa dijelaskan dalam hadist berikut:
Dari Ibnu Abbas ra, Rosullullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang membuat gambar di dunia , maka dia akan dituntut untuk meniupkan ruh kedalamnya, dan dia tidak akan mampu meniupkannya.”
Dan dari Ibnu Abbas ra, sabda Rosullullah SAW:
“Setiap tukang gambar itu ada di neraka, kemudian dijadikan pada setiap gambar (yang dibuat ketika di dunia) ada nyawanya yang mengadzab orang tersebut di Jahanam.”
Naudzubillahimindzalik, Allah SWT telah mengancam akan mengadzab orang-orang yang menggambar makhluk bernyawa dengan menghidupkan gambar-gambar tersebut dan memerintahkannya untuk menganiaya dirinya sendiri.
Jadi sudah jelas bahwa Allah SWT melarang dan mengharamkan menggambar benda-benda bernyawa.

Iman Kepada Hari Akhir

Hari akhir adalah hari kiamat yaitu hari dibangkitkannya manusia untuk dihisab amalnya dan diberi balasan yang setimpal.
Beriman kepada hari akhir mengandung tiga unsur:
1. Beriman dengan Al Ba’ts
Yaitu dihidupkannya kembali orang-orang yang sudah mati ketika ditiup sangkakala kedua kalinya. Manusia bangkit menuju Rabb mereka dalam keadaan telanjang kaki tanpa alas, telanjang badan tanpa sehelai kain pun dan dalam keadaan tidak dikhitan.
Al Ba’ts (hari kebangkitan) benar adanya berdasarkan dalil-dalil dari Al Qur’an, As Sunnah, dan Ijma’ kaum muslimin.
Allah berfirman : kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat (QA Al Mu’minun : 15-16)
Rasulullah bersabda : manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang tidak berpakaian, dan tidak berkhitan (Muttafaq ‘alaih).
2. Beriman dengan Al Hisab (perhitungan amal dan jaza’ (pembalasan)
Yaitu bahwa setiap hamba pada hari kiamat akan dihitung dengan amal-amalnya serta akan diberi balasan sesuai dengan amalnya. Sebagaimana hal itu telah ditunjukkan oleh dalil-dalil dari kita, as sunah, dan ijma’ kaum muslimin. Allah berfirman: sesungguhnya kepada kamilah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban kami-lah menghisab mereka (QS Al Ghasyiyah : 25-26)
3. Beriman dengan adanya Jannah surga dan Nar (neraka).
Beriman bahwa keduanya adalah tempat kembali yang abadi segenap makhluk (jin dan manusia). Adapun jannah adalah negeri yang penuh dengan kenikmatan yang Allah sediakan bagi hamba-hambanya yang beriman dan bertakwa. Di dalamnya penuh dengan kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah terbetik di dalam hati manusia. Sedangkan neraka adalah negeri yang penuh dengan adzab yang telah Allah sediakan bagi orang-orang kafir lagi zalim. Di dalamnya penuh dengan adzab dan siksa yang kepedihannya belum pernah terlintas dalam benak manusia. Allah berfirman: dan peliharalah dirimu dari apu neraka, yang disediakan untuk orang-orang kafir (QS Al Imron: 131)
Beriman kepada hari akhir membuahkan hasil yang mulia di antaranya:
1. Senang dan semangat dalam menjalankan ketaatan karena mengharap pahala pada hari tersebut.
2. Merasa takut ketika hendak melakukan kemaksiatan atau merasa ridha dengannya karena takut pedihnya siksaan pada hari itu.
3. Seorang mukmin akan merasa terhibur dengan hilangnya sesuatu darinya perkara dunia dengan harapan mendapat ganti yang lain berupa kenikmatan dan pahala akhirat.